Perpustakaan Al-Iqra di Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, menjadi tuan rumah kegiatan study banding yang bertujuan memperkuat implementasi Program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perpustakaan desa serta tim pendamping dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pajukukang mengapresiasi Perpustakaan Al-Iqra sebagai salah satu perpustakaan desa yang berhasil memadukan layanan literasi dengan pemberdayaan masyarakat. “Perpustakaan bukan lagi sekadar tempat membaca, tetapi juga pusat pembelajaran dan pemberdayaan, sebagaimana yang telah diterapkan di Al-Iqra,” ujarnya.
Kegiatan study banding ini meliputi sesi diskusi, pemaparan praktik terbaik, dan kunjungan lapangan. Pengelola Perpustakaan Al-Iqra mempresentasikan berbagai program unggulan mereka, termasuk pelatihan keterampilan menjahit, pengelolaan usaha kecil berbasis literasi, dan kelas bimbingan belajar untuk anak-anak.
“Program inklusi sosial bertujuan menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Perpustakaan Al-Iqra telah memberikan contoh nyata bagaimana perpustakaan dapat menjadi motor penggerak perubahan di desa,” kata Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
Para peserta study banding menyampaikan kesan positif terhadap inovasi dan keberhasilan program di Perpustakaan Al-Iqra. Salah satu peserta, yang juga pengelola perpustakaan desa, mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberikan banyak inspirasi untuk diterapkan di daerahnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperluas jaringan kerja sama antarperpustakaan desa dan mendorong implementasi TPBIS yang lebih luas, sehingga perpustakaan desa dapat terus menjadi sarana pemberdayaan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.